Perkawinan anak terus mengancam masa depan anak-anak terutama perempuan, termasuk di masa pandemi Covid-19. Untuk mencegahnya, anak-anak harus dilibatkan, untuk meyakinkan teman sebayanya melawan perkawinan anak.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi perekonomian sejumlah keluarga di Tanah Air. Bagi sejumlah warga di wilayah perkotaan, aktivitas bercocok tanam di rumah membantu keluarga dalam menyediakan sayuran yang sehat.

Perempuan memiliki resiliensi yang kuat saat menghadapi krisis pandemi Covid-19. Meskipun menghadapi beban berat, sejumlah perempuan tetap berada di garda terdepan dan mencari berbagai cara agar bertahan di masa krisis.

Suara Kaum Sarinah Menggugat Kemanusiaan diharapkan menggugah para wakil rakyat sehingga bisa secepatnya mewujudkan UU PPRT. Cukup sudah ”Kaum Sarinah” menanti 16 tahun.

Aspek ekonomi, kesehatan, kekerasan terhadap perempuan, dan distribusi bantuan sosial yang belum menyasar perempuan kelompok rentan perlu jadi perhatian pemerintah ketika menyalurkan bantuan sosial saat pandemi Covid-19.

Ribuan perempuan berkumpul di Surabaya. Mereka berbagi pengalaman tentang upaya bangkit dari bencana hingga mencegah perkawinan anak.

Kepemimpinan perempuan perlu dibangun sejak dari desa. Itu bertujuan meningkatkan kesigapan aparatur, terutama dari kaum perempuan, dalam penanganan dan pencegahan masalah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Keterwakilan perempuan dalam politik 2024 ditargetkan mencapai 30 persen sebagai upaya upaya mewujudkan kepemimpinan perempuan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG\'s.