Kosakata bermakna kematian perlu digunakan dengan bijaksana, memperhatikan nilai-nilai spiritual, moral, dan etika.

Kesalahkaprahan dan kekeliruan dalam memilih kata jamak terjadi karena kekurangpahaman penutur atau pengguna akan diksi atau pilihan kata yang tepat. Pemahaman terhadap makna kata menjadi penting.

Dalam komunikasi, diksi yang keliru atau sengaja dikelirukan bisa menimbulkan efek samping, baik positif maupun negatif. Penguasaan bahasa turut memengaruhi kemampuan seseorang dalam memilih kata.

Kata ”bantalan”, ”jaring”, dan ”pelampung” muncul dalam situasi sosial yang terasa darurat dan, karena itu, difungsikan sebagai semacam mitigasi. Ketiganya memancarkan aspek moral-etis yang berpihak kepada orang banyak.

Media massa dituntut jeli dalam urusan diksi untuk menjelaskan sesuatu. Salah memilih diksi, akibatnya bisa berabe.

Rasa bahasa cenderung terabaikan seiring bergesernya konsep berita menjadi konten pada media digital tertentu. Demi umpan klik, kaidah tidak dihiraukan.

Alih kategori kata dalam tuturan sehari-hari menandakan bahwa cara mengungkapkan kenyataan terdukung ungkapan metaforis. Selama ini kita cenderung abai menyadarinya.

Kemensos memiliki satu direktorat yang diberi nama Direktorat Pemberdayaan Sosial ”Perorangan”, Keluarga, dan Kelembagaan Masyarakat. Sudah tepatkah penggunaan kata "perorangan" pada nama lembaga tersebut?