logo Kompas.id
OpiniBantalan, Jaring, Pelampung
Iklan

Bantalan, Jaring, Pelampung

Kata ”bantalan”, ”jaring”, dan ”pelampung” muncul dalam situasi sosial yang terasa darurat dan, karena itu, difungsikan sebagai semacam mitigasi. Ketiganya memancarkan aspek moral-etis yang berpihak kepada orang banyak.

Oleh
Kasijanto Sastrodinomo
· 1 menit baca
Warga membeli telur ayam ras di salah satu kios di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2022). Anggaran sebanyak Rp 24,17 triliun disiapkan pemerintah sebagai bantalan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat yang berisiko terdampak kebijakan bahan bakar minyak. Kata <i>bantalan</i> ini memiliki makna.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Warga membeli telur ayam ras di salah satu kios di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2022). Anggaran sebanyak Rp 24,17 triliun disiapkan pemerintah sebagai bantalan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat yang berisiko terdampak kebijakan bahan bakar minyak. Kata bantalan ini memiliki makna.

Wacana tentang kondisi sosial-ekonomi wong cilik di Tanah Air kembali mendayakan kosakata yang merujuk pada peralatan tergolong berat: bantalan. Sebelumnya pernah dipakai kata sejenis (tapi terkesan lebih ringan), yakni jaring dan pelampung, dalam cakapan serupa.

Ketiga kata itu muncul dalam situasi sosial yang terasa darurat dan, karena itu, difungsikan sebagai semacam mitigasi. Dibandingkan dengan umumnya istilah akademis ekonomi yang berwajah asing dan abstrak, diksi itu lebih konkret dan dekat dengan kelompok sasaran yang dituju.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan