Media massa konvensional, seperti televisi, tengah menghadapi perubahan perilaku konsumen atau pemirsanya.

Proses pembagian subsidi berlangsung karut-marut mulai dari diseminasi informasi hingga data penerima yang berubah-ubah.

Pemerintah mendorong konsolidasi bisa dilakukan oleh stasiun televisi, termasuk stasiun televisi lokal, agar tercipta industri yang lebih efisien dan sehat. Apalagi ada tuntutan konten berkualitas dari masyarakat.

Kendati tingkat kepemirsaan siaran televisi digital mulai mendekati jumlah sebelum migrasi penyiaran, belanja iklan ke televisi disebut belum pulih. Selain faktor migrasi, pemasangan iklan ditentukan situasi ekonomi.

Pelaksanaan komitmen penyaluran alat bantu penerima siaran digital terestrial atau ”set top box” ke rumah tangga miskin belum optimal. Jika tidak ada percepatan distribusi, migrasi penyiaran dikhawatirkan terhambat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika berharap agar migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial bisa tuntas sebelum 17 Agustus 2023. Migrasi akan meningkatkan daya saing televisi dalam jangka panjang.

Proses migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial sampai sekarang belum tuntas. Sebanyak 124 dari 695 stasiun televisi analog masih dalam proses migrasi.

Dari 4,3 juta unit alat bantu penerima siaran digital yang sudah jadi komitmen lembaga penyiaran swasta, realisasi distribusi ke rumah tangga miskin sampai sekarang masih 5,7 persen.