logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBelanja Iklan Televisi Masih...
Iklan

Belanja Iklan Televisi Masih Belum Pulih

Kendati tingkat kepemirsaan siaran televisi digital mulai mendekati jumlah sebelum migrasi penyiaran, belanja iklan ke televisi disebut belum pulih. Selain faktor migrasi, pemasangan iklan ditentukan situasi ekonomi.

Oleh
MEDIANA
Β· 1 menit baca
Penjual antena mencoba<i> set top box</i> (STB) televisi digital yang akan dibeli warga di kawasan Glodok Makmur, Jakarta Barat, Kamis (3/11/2022). Penjualan STB meningkat setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika mematikan siaran televisi analog pada 2 November 2022.
FAKHRI FADLURROHMAN

Penjual antena mencoba set top box (STB) televisi digital yang akan dibeli warga di kawasan Glodok Makmur, Jakarta Barat, Kamis (3/11/2022). Penjualan STB meningkat setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika mematikan siaran televisi analog pada 2 November 2022.

JAKARTA, KOMPAS β€Šβ€” β€ŠTingkat kepemirsaan siaran televisi digital secara nasional, sesuai pengukuran Nielsen Indonesia, berangsur-angsur pulih seperti sebelum terjadi migrasi penyiaran dari analog ke digital terestrial. Kendati demikian, membaiknya belanja iklan televisi masih menjadi tantangan.

Migrasi penyiaran dari analog ke digital terestrial atau analog switch off (ASO) merupakan program pemerintah. Realitasnya, pelaksanaan ASO berlangsung secara bertahap dimulai dari 11 kota besar yang biasa jadi pengukuran Nielsen Indonesia. Per 2 November 2022, ASO dilakukan di sekitar Jakarta. Lalu pada 2 Desember 2022 di Bandung, Semarang, sekitar Yogyakarta, Surakarta, Batam, dan Kepulauan Riau. Selanjutnya, per 20 Desember 2022 di Surabaya, 20 Maret 2023 sekitar Banjarmasin, serta 31 Maret 2023 di Palembang dan sekitar Denpasar.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan