Tipologi Karakter Guru Indonesia, dari ”Guru Belanda” hingga ”Guru 4.0”
Dinamika sosial, politik, ekonomi, kultural, historis, dan teknologis membentuk karakter guru. Hal ini memengaruhi model pedagogi yang mereka bawa di kelas. Di era 4.0 ini, pedagogi model apa yang mereka bawa ke kelas?
Sebagai profesi, karakter guru lebih kuat dibentuk oleh dinamika sosial, politik, ekonomi, kultural, historis, dan teknologis ketimbang oleh personalitas seseorang. Guru merupakan representasi konstelasi pendidikan dan politik karena telah menjadi kebijakan umum bahwa pendidikan itu politis (Paulo Freire).
Para siswa era proklamasi dan semasa revolusi masih menerima guru-guru dengan karakter penjajah yang sering disebut ”guru Belanda”. Guru-guru ini dididik di sekolah-sekolah Belanda dan memiliki pengalaman kerja pada tahun-tahun akhir penjajahan. Tindakan keras (verbal dan fisik) merupakan ciri yang paling kuat. Para siswa dan orangtua hanya bisa menerima karakter guru yang mendidik dengan aroma kuat kekerasan. Murid-murid yang tidak kuat, drop out (putus sekolah).