Lelah dan gembira mengiringi perjalanan pemudik yang tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, menuju kampung halaman.

Imbauan pemerintah untuk menunda kepulangan lebih awal saat selesainya cuti bersama memecah potensi kemacetan saat arus balik. Dalam beberapa hari ini arus balik pemudik ramai lancar.

Dalam Sepekan ini jutaan warga akan menuju berbagai daerah tempat asalnya dalam tradisi pulang kampung. Mudik Lebaran menjadi bagian dari tradisi warga untuk merayakan Idul Fitri dan bersilaturahim bersama kerabat.

Setelah dua tahun dalam nuansa pandemi dan pembatasan, kegiatan mudik dapat kembali dilakukan masyarakat Indonesia, terkhusus penduduk kota. Mudik di Indonesia telah menjadi fenomena besar dan mengakar yang memiliki nilai multi-dimensi.

Rasa-rasanya tidak ada yang dapat menggantikan mudik Lebaran untuk melepas rindu dan bersilaturahmi dengan keluarga di daerah asal. Seperti apa perjuangan masyarakat Indonesia melakukan mudik dari masa ke masa?

Tahun ini pemerintah menetapkan libur Idul Fitri. Kembalinya tradisi liburan dan mudik Lebaran ini di satu sisi membawa harapan tumbuhnya perekonomian rakyat, tapi di sisi lain masih menuntut disiplin protokol kesehatan.

Tradisi mudik Lebaran masih mengakar kuat terlebih pada masyarakat urban. Arus mudik semakin meningkat sesuai dengan perkembangan penduduk dan migrasi dari desa ke kota. Dihapusnya larangan mudik tahun 2022 diperkirakan akan mendorong peningkatan tajam pada jumlah pemudik.

Mudik sebenarnya untuk mengerti ekosistem kampung, bukan hanya berwujud fisik dan tempat orang bermukin, melainkan juga sebagai mosaik budaya yang mestinya dirawat.