Praktik perkawinan anak masih sulit dibendung. Kasusnya terus terjadi dan membentuk lingkaran setan kemiskinan yang rentan merugikan negara.

Mencegah pernikahan dini harus juga melibatkan anak selain orangtua. Program bantuan sosial bersyarat dapat menjadi alat mencegah nikah dini.

Melalui sejumlah film, penyadaran akan bahaya dan risiko perkawinan anak diperkenalkan. Tampilan audiovisual yang menceritakan kehidupan sehari-hari itu membantu membuka mata masyarakat untuk memberi masa depan anak.

Rasminah bersama temannya, Endang Wasrinah dan Maryanti, berjuang memerangi praktik perkawinan anak.

Menikah di usia dini mengandung banyak risiko, mulai dari ancaman kesehatan fisik hingga psikis. Sayangnya, dampak negatif menikah terlampau muda tidak banyak dimengerti generasi muda dan orangtua.

Sepuluh tahun ini, banyak berlangsung perkawinan anak. Pada tahun 2018, 1 dari 9 perempuan berusia 20 sampai 24 tahun melangsungkan perkawinan pertama sebelum usia 18 tahun. Pencegahannya hanya bagus di atas kertas.

Pencegahan perkawinan anak masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia.