Iklan
Film-film Memerangi Perkawinan Anak
Melalui sejumlah film, penyadaran akan bahaya dan risiko perkawinan anak diperkenalkan. Tampilan audiovisual yang menceritakan kehidupan sehari-hari itu membantu membuka mata masyarakat untuk memberi masa depan anak.
Siti masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas ketika dia menikah dengan kakak kelasnya, Wira yang duduk ke kelas 2 SMA di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Selain karena cinta, Wira menikahi Siti juga karena ingin membuktikan sekaligus memenangi taruhan dengan temannya jika ia berani menikah.
Setelah menikah, mereka tinggal berdua di sebuah rumah sederhana. Beberapa bulan kemudian, Siti hamil, sementara Wira menganggur. Siti kemudian menopang ekonomi keluarga dengan mencuci pakaian tetangga.