Dalam pidato presiden terpilih Prabowo Subianto, semangat yang berbeda dari Jokowi tak banyak terlihat.

Kita tumbuh menjadi suatu bangsa yang begitu permisif terhadap banalitas: keserakahan, otoritarianisme, dan kejahatan.

Pembegalan yang terjadi di tubuh Golkar sebenarnya juga terjadi di tubuh partai-partai lain.

Diperlukan upaya berkelanjutan dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjaga demokrasi tetap hidup dan berkelanjutan.

Semua elemen kekuatan demokrasi di Asia Tenggara harus betul-betul menata kembali komitmen pembangunan demokrasi di tingkat kawasan.

Saat ini, kita melihat lahirnya generasi baru yang tidak lagi memiliki memori politik aliran. Memori mereka lebih dibentuk oleh insiden-insiden ketidakadilan yang viral di medsos, terutama isu yang melukai rasa keadilan.

Kaum wong cilik kecewa berat jika upaya penundaan pemilu sunguh-sungguh nyata. Kecerdasan batin dan pikiran mereka atas keharusan para penyelenggara negara untuk taat konstitusi terasa diempaskan dan dicampakkan.

Kemunduran demokrasi telah terjadi secara global, dan semakin banyak orang yang hidup dalam otokrasi tertutup.