Tanpa kepastian hukum, kebebasan sipil tak bisa digaransi, negara jadi instrumen represif dan destruktif, aparatnya bagaikan bandit dan pencuri terorganisasi.

Kekuasaan negara hanya ”legitimate” secara demokratis jika ia produk kehendak dan pilihan bebas rakyat.

Komponen penyokong demokrasi harus berani membongkar kebohongan, agar tercipta sanksi publik atas aktor politik licik.

Model brainwashing digital kian marak jelang pemilu. Targetnya, penggalangan kolektivitas yang ditandai homogenitas berpikir dan berperilaku. Orang dibuat ketagihan mengunyah disinformasi. Melemahkan proses demokrasi.

Jika demokrasi elektoral memprioritaskan mobilisasi persuasif untuk mendulang suara, demokrasi deliberatif menekankan ajang konsultasi publik tentang urusan umum. Warga berpartisipasi dalam diskursus mengambil keputusan.

Transparansi termasuk nutrisi demokrasi partisipatif. Transparansi jadi indikator strategis bagi demokrasi deliberatif. Penguasa tidak boleh menganggap warga insan infantil, lugu, dan belum cerdas. Etika yang membatasi.

Konsep demokrasi pada prinsipnya bukanlah soal bentuk pemerintahan, tapi pengakuan sadar akan kesetaraan sosial dan kebebasan. Demokratisasi perlu dilakukan menyeluruh, dan demokrasi dialami dalam kehiduoan sehari-hari.

Aspek terpenting Natal yang menghubungkan yang beragama dan tak beragama adalah aksi solidaritas. Solidaritas sebagai kasih humanis menjadi imperatif terpenting saat Natal yang harus tampak dalam tindakan nyata.