logo Kompas.id
OpiniKonflik Loyalitas dalam Pemilu
Iklan

Etika Politik

Konflik Loyalitas dalam Pemilu

Tekanan sosial dalam paguyuban atas nama loyalitas saat prapemilu tak boleh menggaruk integritas dan otonomi demi kebenaran, obyektivitas, kemanusian. Kesadaran kritis merupakan tablet mujarab melawan bius loyalitas.

Oleh
FIDELIS REGI WATON
· 1 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Salah satu studi sosio-politis di AS memaparkan fenomena unik. Kaum Demokrat cenderung memilih kucing sebagai peliharaan. Yang berhaluan Republik memfavoritkan anjing. Menurut stereotip klasik, kucing suka menyendiri, disinterest, simbol individualis, anti-otoriter, liberal.

Anjing lebih setia, patuh, dan loyal sepadan dengan spektrum konservatif. Terlepas dari dikotomi ini, kedua kubu butuh loyalitas sebagai iklim niscaya menjaring kesuksesan politik.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Konflik Loyalitas dalam Pemilu".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan
Memuat data...