Target defisit transaksi berjalan 2,5 persen produk domestik bruto pada 2019 berisiko meleset. Perbaikan defisit transaksi berjalan ini terkendala neraca perdagangan dan neraca pembayaran dividen yang masih defisit.

Kombinasi terpuruknya ekspor dan lonjakan impor membuat neraca dagang RI kembali defisit. Tren proteksionisme global dan lonjakan impor konsumsi menjadi sorotan.

Ekspor produk hasil hutan, terutama kayu olahan, selama ini terkesan kurang dilirik. Oleh karena itu, pelaku usaha dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia mendorong pemerintah membuat kebijakan yang menggairahkan industri kayu olahan.

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China jadi faktor penting yang turut mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.