logo Kompas.id
›
Utama›Impor Bisa Matikan Petani
Iklan

Impor Bisa Matikan Petani

Oleh
HENDRIYO WIDI/C ANTO SAPTOWALYONO/M PASCHALIAJUDITH
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xSgkudgRL_Lr6ZtUExTd9Qni2-o=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180822_PERAJIN-TAHU_A_web.jpg
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pekerja memproduksi tahu di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/8/2018). Perajin tahun sangat tergantung dengan kedelai impor sebagai bahan baku utama yang harganya terus naik akibat penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Sementara itu, kedelai lokal belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

JAKARTA, KOMPAS - Peningkatan impor  pangan berpotensi mematikan usaha petani di dalam negeri. Tanpa kontrol yang baik dan keberpihakan ke petani, produksi dalam negeri akan semakin tertekan, seperti terjadi pada sejumlah komoditas.

Di tengah klaim surplus,  impor sejumlah komoditas pangan terjadi ketika  harga komoditas serupa di tingkat produsen di dalam negeri anjlok, seperti kini terjadi pada gula dan garam. Situasi itu dinilai ironis karena turut menyumbang defisit neraca  perdagangan yang sepanjang Januari-Juli 2018 tercatat 3,09 miliar dollar AS.

Editor:
Bagikan