logo Kompas.id
OpiniKonflik Agraria Tak Kunjung...
Iklan

PERTANAHAN

Konflik Agraria Tak Kunjung Usai

Ketika struktur kekuasaan cenderung menguntungkan pihak yang kuat dalam akses penguasaan SDA, termasuk tanah, perlu diupayakan menaikkan posisi tawar kelompok yang tak diuntungkan agar keadilan sosial tampak nyata.

Oleh
MARIA SW SUMARDJONO
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/9bXBfikpHc3UI8lhRFnRIVFoM2E=/1024x660/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190924Bah4_1569302022.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Mahasiswa dan petani yang tergabung bersama Aliansi Tani Jawa Timur berunjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Selasa (24/9/2019). Beberapa tuntutan mereka kepada pemerintah adalah agar menyelesaikan konflik agraria di Jatim, menghentikan segala upaya dan proses kriminalisasi petani, serta tunda pembahasan dan pengesahan RUU Pertanahan.

Januari lalu, Konsorsium Pembaruan Agraria dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara merilis catatan akhir tahun 2020 tentang konflik agraria.

Frekuensi dan ragam konflik yang sempat dicatat itu merupakan akumulasi dari konflik pada masa sebelumnya yang belum terselesaikan, ditambah dengan konflik yang berlangsung pada masa pandemi.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Konflik Agraria Tak Kunjung Usai".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan