logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊBodetabek Harus Berani Beri...
Iklan

Bodetabek Harus Berani Beri Subsidi untuk Angkutan Umum Massal

Hanya sekitar sepertiga (34 persen) warga Jabodetabek yang menggunakan angkutan umum untuk bermobilitas sehari-hari. Alhasil, ruas jalan yang penuh kemacetan. Butuh komitmen mewujudkan transportasi massal di Jabodetabek.

Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI, ALBERTUS KRISNA PRATAMA PUTRA, MARGARETHA PUTERI ROSALINA
Β· 1 menit baca
Lansekap perkotaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/10/2021). Kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 118 kali lipat dari angka rata-rata nasional berdasarkan hasil pendataan pada tahun 2020 atau 16.704 jiwa per kilometer persegi. Hunian vertikal menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan lahan permukiman di lahan Jakarta.
RIZA FATHONI

Lansekap perkotaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/10/2021). Kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 118 kali lipat dari angka rata-rata nasional berdasarkan hasil pendataan pada tahun 2020 atau 16.704 jiwa per kilometer persegi. Hunian vertikal menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan lahan permukiman di lahan Jakarta.

Sistem angkutan umum di Jabodetabek tidak hanya bertugas melayani 1,2 juta penglaju yang keluar masuk Jakarta dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, namun juga pergerakan internal warga metropolitan terbesar ketiga di dunia setelah Delta Sungai Mutiara (yang meliputi Guangzhou, Shenzen, Hong Kong, Macau), China; dan Tokyo, Jepang.

Namun, sebetulnya hanya sekitar sepertiga (34 persen) warga Jabodetabek yang telah menggunakan angkutan umum untuk bermobilitas sehari-hari. Alhasil, ruas jalan yang penuh menimbulkan kemacetan kronis.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan