Cuaca buruk dan gelombang tinggi di sejumlah perairan Maluku memicu rentetan kecelakaan laut. Nelayan dan masyarakat pesisir diimbau waspada.

Maraknya penangkapan ilegal menjadi salah satu alasan penetapan kawasan konservasi di Kepulauan Teon Nila Serua, Maluku.

Ombak setinggi 2 meter menerjang sisi timur Sulawesi Tenggara. Pelayaran terdampak dan dituntut waspada.

Gempa M 6,1 terjadi di Laut Banda pada Sabtu (11/11/2023) pukul 03.45 WIB merupakan gempa susulan ke-151 yang terjadi di kawasan ini setelah sebelumnya gempa berkekuatan M 7,1 melanda pada Rabu.

Gelombang tinggi mencapai 6 meter masih berkecamuk di Laut Banda. Kondisi itu membuat kapal perintis KM Sabuk Nusantara 87 harus berlindung sementara di Pulau Sermata, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Kecelakaan kapal di Sultra terus meningkat dua tahun terakhir. Perairan Buton dan Wakatobi menjadi momok kecelakaan pelayaran. Masyarakat diimbau memperhatikan faktor keselamatan sebelum dan selama pelayaran.

Di tengah ganasnya Laut Banda, kapal yang ditumpangi Jamaluddin (54) dan tiga rekannya tenggelam. Berbekal doa, ia bertahan tujuh hari dan akhirnya diselamatkan.

Produksi ikan tangkap di Laut Maluku sangat potensial. Di sisi lain, ditemukan bahan cemaran dalam perut ikan yang dikonsumsi warga.