Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan akan diperluas, terutama di daerah tertinggal.

Enam penyelenggara inovasi digital kesehatan dengan layanan telemedisin mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.

Pemerintah menargetkan 10.000 sampel genom masyarakat Indonesia diteliti untuk pengobatan presisi delapan penyakit.

Lewat alat yang dikembangkan peneliti Universitas Diponegoro, hasil pengukuran kekuatan otot pasien jadi lebih akurat.

Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo mengembangkan aplikasi pemantauan digital. Aplikasi ini menggantikan sistem pencatatan manual yang digunakan pasien peritoneal dialisis.

Inovasi berupa alat fiksasi eksterna periartikuler dikembangkan oleh peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Alat ini merupakan penyempurnaan dari alat sebelumnya untuk penanganan patah tulang pada tungkai.

Dua produk inovasi untuk penanganan patah tulang, yakni Pelvic C-Clamp dan Eksterna Fiksasi Periartikuler dari peneliti FKUI, telah melewati proses hilirisasi. Diharapkan alat ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Keterlibatan multipihak menentukan keberhasilan dalam pengembangan kedokteran presisi untuk kesehatan masyarakat di Indonesia. Keberlanjutannya pun harus dipastikan.