logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMemantau Pasien Peritoneal...
Iklan

Memantau Pasien Peritoneal Dialisis Berbasis Digital

Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo mengembangkan aplikasi pemantauan digital. Aplikasi ini menggantikan sistem pencatatan manual yang digunakan pasien peritoneal dialisis.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Aktivis dari Indonesia Kidney Care Club menggelar aksi memperingati Hari Ginjal Sedunia di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. Terapi penanganan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan dengan cuci darah (hemodialisis), cuci darah lewat perut (dialisis peritoneal) dan cangkok ginjal yang semuanya memerlukan biaya  tinggi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Aktivis dari Indonesia Kidney Care Club menggelar aksi memperingati Hari Ginjal Sedunia di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. Terapi penanganan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan dengan cuci darah (hemodialisis), cuci darah lewat perut (dialisis peritoneal) dan cangkok ginjal yang semuanya memerlukan biaya tinggi.

Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang kasusnya terus meningkat di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, prevalensi kasus penyakit gagal ginjal kronis meningkat dari 2,0 persen pada tahun 2013 menjadi 3,8 persen pada 2018.

Data Indonesian Renal Registry 2019 menyebutkan, insiden atau kasus baru pasien yang menjalani dialisis atau cuci darah di Indonesia sebanyak 250 kasus per 1 juta penduduk. Sementara prevalensinya mencapai 500 kasus per satu juta penduduk.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan