Modifikasi Alat Terapi Patah Tulang Tungkai Bawah
Inovasi berupa alat fiksasi eksterna periartikuler dikembangkan oleh peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Alat ini merupakan penyempurnaan dari alat sebelumnya untuk penanganan patah tulang pada tungkai.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F02%2Fdb0b8fc8-ddce-4565-b995-e54c7ea33206_jpg.jpg)
Seorang pengunjung sedang melihat alat inovasi yang dikembangkan oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ismail Hadisoebroto Dilogo di Jakarta, Rabu (29/3/2023). Salah satu inovasi yang dikembangkan, yaitu alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp yang digunakan sebagai terapi patah tulang panggul.
Trauma pada tulang dan sendi menjadi persoalan yang cukup banyak ditemukan di masyarakat. Penyakit ini pun bisa berdampak panjang pada kondisi seseorang, seperti terganggunya sistem pada muskuloskeletal atau sistem pada otot, tulang, dan sendi, serta nyeri berat berkepanjangan dan disabilitas.
Kondisi tersebut akhirnya akan menurunkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang serta hilangnya produktivitas dalam keseharian. Tidak hanya itu, biaya terapi yang dibutuhkan juga besar. Itu sebabnya, penanganan pada trauma tulang dan sendi menjadi sangat penting.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Modifikasi Alat Terapi Patah Tungkai Bawah".
Baca Epaper Kompas