Dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari, dituntut hukuman mati. Dia dinilai terbukti membunuh 12 korban penipuan penggandaan uang.

Istri siri dukun pengganda uang di Banjarnegara, Slamet Tohari, dihadirkan dalam sidang. Perempuan itu diperiksa terkait keterlibataannya dalam kasus penipuan dan pembunuhan yang dilakukan suaminya.

Kasus dukun pengganda uang sekaligus pembunuhan berencana oleh Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah, masih dalam proses pemeriksaan berkas.

Hingga kini, 9 dari 12 jenazah korban dalam pembunuhan berantai Slamet Tohari telah teridentifikasi. Yang terbaru, jenazah yang teridentifikasi adalah Kuwat Santosa, warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seorang warga Lampung Tengah, Ponijo, ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Ponijo diduga mengenalkan korban kepada dukun bernama Slamet Tohari (45) itu.

Perdukunan memiliki jejak yang panjang dalam peradaban manusia. Namanya mungkin berbeda-beda—dukun, cenayang, orang suci, saman, sikerei, datuk—tetapi perdukunan melintasi hampir semua batas budaya di dunia.

Empat jenazah korban pembunuhan Banjarnegara kembali teridentifikasi. Total ada 8 jenazah teridentifikasi. Masih ada 4 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.

Pasangan suami-istri, Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41), korban pembunuhan Slamet Tohari (45), dukun pengganda uang, dimakamnya di kampung halamannya. Keluarga berharap pelaku dihukum mati.