CATATAN IPTEK
Perdukunan yang Melintasi Zaman
Perdukunan memiliki jejak yang panjang dalam peradaban manusia. Namanya mungkin berbeda-beda—dukun, cenayang, orang suci, saman, sikerei, datuk—tetapi perdukunan melintasi hampir semua batas budaya di dunia.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F10%2F9cad6485-644f-4c50-98ec-dc718d03faf0_jpg.jpg)
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy (tengah depan) bersama jajaran Polda Jateng dan Polres Banjarnegara menggelar jumpa pers terkait pembunuhan yang diduga dilakukan Slamet Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jateng, Senin (10/4/2023).
Sebanyak 12 orang tewas dibunuh dukun ”pengganda uang” di Banjarnegara, Jawa Tengah. Sementara pada Senin (3/4/2023), ribuan orang memenuhi Gelanggang Olahraga (GOR) Kostrad Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, untuk berobat ke dukun yang sebelumnya viral di Tiktok.
Fenomena perdukunan sebenarnya bukan hal baru di negeri ini. Sejak awal diterbitkan hingga kini, Kompas telah menulis 4.197 artikel terkait praktik perdukunan. Sebagian besar berita ini tentang penipuan yang dilakukan para dukun.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Perdukunan Melintasi Zaman".
Baca Epaper Kompas