Menu
Cari
Mobile App
Reward
Baru
Kompaspedia
Gerai
Institute
Weekend
Beranda
Polhuk
Pilkada 2024
Ekonomi
Wirausaha
Opini
Artikel Opini
Analisis Ekonomi
Analisis Budaya
Analisis Politik
Kolom
Tajuk Rencana
Surat Pembaca
Humaniora
Dikbud
Ilmiah Populer
Iptek
Kesehatan
Dana Kemanusiaan Kompas
Nusantara
Metro
Internasional
Olahraga
Tokoh
Sosok
Wawancara
Figur
Nama & Peristiwa
Gaya Hidup
Kendara
Gawai
Kuliner
Mode
Properti
Riset
Kajian Data
Linimasa
Survei
Investigasi
Tutur Visual
Video
Video Berita
Program
Dokumenter
Lainnya
Anak Bajang Mengayun Bulan
Koreografer Bimo Wiwohatmo mengadaptasi novel karya Sindhunata menjadi sebuah pertunjukan tari. Pentas tersebut menyajikan berlapis-lapis tragedi yang muncul akibat hasrat manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Bagikan
Tragedi Anak Bajang di Panggung Tari
Koreografer Bimo Wiwohatmo mengadaptasi novel karya Sindhunata menjadi sebuah pertunjukan tari. Pentas tersebut menyajikan berlapis-lapis tragedi yang muncul akibat hasrat manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Hiburan
路
Anugerah Kebudayaan dari Kota Kelahiran untuk Sindhunata
Budayawan Sindhunata bersama empat orang lainnya mendapatkan Anugerah Budaya 2022 dari Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, bekerja sama dengan dewan kesenian setempat.
Humaniora
路
70 Tahun Sindhunata, Penulis Serba Bisa dan Guru Kehidupan
Selama puluhan tahun berkarya, Sindhunata tak hanya menjadi penulis serba bisa yang menghasilkan aneka ragam tulisan, tetapi juga guru kehidupan yang mengajarkan berbagai nilai melalui karya-karyanya.
Pendidikan & Kebudayaan
路
Peluncuran Buku Novel Anak Bajang Mengayun Bulan Karya Budayawan Sindhunata
Budayawan Sindhunata meluncurkan buku novelnya yang berjudul Anak Bajang Mengayun Bulan di toko buku Gramedia, Yogyakarta.
Galeri Foto
路
Anak Bajang Mengayun Bulan (156-Selesai)
Tempat ini sungguh Jatisrana yang ia rindukan. Tapi lain dengan Jatisrana di mana dulu dia hidup, di tempat ini tak perlu didera oleh cita-cita. Ia takkan tertipu lagi oleh hasratnya yang membawa dia pada sia-sia.
Sastra
路
Iklan
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 155)
Sukrosono yang raksasa itu ternyata telah berubah wujudnya, menjadi sosok yang tampan, setampan Sumantri, kakaknya. Sumantri dan Sukrosono sama-sama terkejut.
Sastra
路
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 154)
Karena ketampanannya, Sumantri tergoda untuk merasa dirinya sempurna, padahal justru kesempurnaannya itu membuat dia lengah. Sementara karena buruk rupanya, Sukrosono terjauh dari goda untuk merasa sempurna.
Sastra
路
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 153)
Alam pangrantunan adalah sunya yang menuntut mereka membersihkan diri, hingga menjadi suci akan cinta. Mereka diminta untuk melewatkan waktu dengan menyucikan diri, sampai cinta mereka benar-benar murni.
Sastra
路
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 152)
Resi Ramabargawa mengayunkan kapaknya ke tubuh Prabu Arjunasasrabahu dan Raja Maespati itu pun tewas. Resi Ramabargawa meratap, mengapa Prabu Arjunasasrabahu, yang diharap mengakhiri perjalanannya, justru mendahuluinya.
Sastra
路
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 151)
Prabu Arjunasasrabahu terdiam. Kata-kata Resi Ramabargawa dirasakannya sebagai pisau yang membedah dan menguliti dirinya. Semua keberhasilan itu bukan oleh keringatnya, tetapi berkat jasa Sumantri.
Sastra
路
Lihat Lainnya
Iklan