logo Kompas.id
โ€บ
Sastraโ€บAnak Bajang Mengayun Bulan...
Iklan

Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 151)

Prabu Arjunasasrabahu terdiam. Kata-kata Resi Ramabargawa dirasakannya sebagai pisau yang membedah dan menguliti dirinya. Semua keberhasilan itu bukan oleh keringatnya, tetapi berkat jasa Sumantri.

Oleh
Sindhunata
ยท 1 menit baca
Ilustrasi Anak Bajang Mengayun Bulan
SUSILO BUDI

Ilustrasi Anak Bajang Mengayun Bulan

โ€Siapakah kau hai resi, sampai tak ada ujung pangkal kau tiba-tiba menantang aku untuk berkelahi?โ€ tanya Prabu Arjunasasrabahu.

โ€Aku adalah pendeta yang terluka. Ibuku berselingkuh dengan satria. Ayahku tak dapat mengampuninya. Demi kejujuran yang aku sumpahkan, aku membunuh ibuku. Aku menyesal mengapa aku mempunyai ibu yang tidak setia, dan ayah yang tak dapat mengampuni. Lebih menyesal lagi, mengapa aku mempunyai hati yang tega untuk membunuh ibuku sendiri. Aku lalu menjadi pendeta yang tak berumah. Aku mengelilingi jagat ini untuk menjalankan sumpahku sendiri,โ€ singkat Resi Ramabargawa tentang riwayat hidupnya.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan