Menu
Cari
Mobile App
Kirim Opini
Kompaspedia
Gerai
Institute
Weekend
Beranda
Polhuk
Pilkada 2024
Ekonomi
Wirausaha
Opini
Artikel Opini
Analisis Ekonomi
Analisis Budaya
Analisis Politik
Kolom
Tajuk Rencana
Surat Pembaca
Humaniora
Dikbud
Ilmiah Populer
Iptek
Kesehatan
Dana Kemanusiaan Kompas
Nusantara
Metro
Internasional
Olahraga
Tokoh
Sosok
Wawancara
Figur
Nama & Peristiwa
Gaya Hidup
Kendara
Gawai
Kuliner
Mode
Properti
Riset
Kajian Data
Linimasa
Survei
Investigasi
Tutur Visual
Video
Video Berita
Program
Dokumenter
Lainnya
Anak Bajang
Koreografer Bimo Wiwohatmo mengadaptasi novel karya Sindhunata menjadi sebuah pertunjukan tari. Pentas tersebut menyajikan berlapis-lapis tragedi yang muncul akibat hasrat manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Bagikan
Tragedi Anak Bajang di Panggung Tari
Koreografer Bimo Wiwohatmo mengadaptasi novel karya Sindhunata menjadi sebuah pertunjukan tari. Pentas tersebut menyajikan berlapis-lapis tragedi yang muncul akibat hasrat manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Hiburan
·
Pertunjukan Bedhayan Bocah Bajang
Novel Anak Bajang Mengayun Bulan karya penulis Sindhunata sukses diterjemahkan dalam wujud tari oleh Bimo Dance Theater.
Fotografi
·
Kekuasaan Bukanlah Segala-galanya
Bangsa ini untuk bisa tumbuh berkembang bersama memang membutuhkan hubungan yang erat antarkomponen bangsa, seperti ditegaskan pada sila ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia. Warga harus disadarkan mengenai hal itu.
Tajuk Rencana
·
Wujudkan Pemilu 2024
Jangan membuang waktu dengan menebar wacana penundaan pemilihan umum dan perpanjangan masa jabatan presiden, yang mencederai konstitusi dan kehidupan berdemokrasi, serta membodohi rakyat.
Surat Pembaca
·
Anak Bajang Mengayun Bulan (156-Selesai)
Tempat ini sungguh Jatisrana yang ia rindukan. Tapi lain dengan Jatisrana di mana dulu dia hidup, di tempat ini tak perlu didera oleh cita-cita. Ia takkan tertipu lagi oleh hasratnya yang membawa dia pada sia-sia.
Sastra
·
Iklan
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 155)
Sukrosono yang raksasa itu ternyata telah berubah wujudnya, menjadi sosok yang tampan, setampan Sumantri, kakaknya. Sumantri dan Sukrosono sama-sama terkejut.
Sastra
·
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 154)
Karena ketampanannya, Sumantri tergoda untuk merasa dirinya sempurna, padahal justru kesempurnaannya itu membuat dia lengah. Sementara karena buruk rupanya, Sukrosono terjauh dari goda untuk merasa sempurna.
Sastra
·
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 153)
Alam pangrantunan adalah sunya yang menuntut mereka membersihkan diri, hingga menjadi suci akan cinta. Mereka diminta untuk melewatkan waktu dengan menyucikan diri, sampai cinta mereka benar-benar murni.
Sastra
·
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 152)
Resi Ramabargawa mengayunkan kapaknya ke tubuh Prabu Arjunasasrabahu dan Raja Maespati itu pun tewas. Resi Ramabargawa meratap, mengapa Prabu Arjunasasrabahu, yang diharap mengakhiri perjalanannya, justru mendahuluinya.
Sastra
·
Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 151)
Prabu Arjunasasrabahu terdiam. Kata-kata Resi Ramabargawa dirasakannya sebagai pisau yang membedah dan menguliti dirinya. Semua keberhasilan itu bukan oleh keringatnya, tetapi berkat jasa Sumantri.
Sastra
·
Lihat Lainnya
Iklan