Bulan Bahasa Bali yang rutin digelar sejak 2019 menjadi jembatan untuk melestarikan dan membumikan bahasa ibu.

Kerinduan akan hadirnya museum di Jember, Jawa Timur, mendorong sekelompok orang untuk membuat museum sendiri secara swadaya. Museum dibangun berdasar kemampuan personal mereka. Maka, lahirlah museum huruf.

Komunitas Seni dan Budaya Sedalu menggelar pelatihan penulisan Aksara Jawa pada lontar sebagai upaya pelestarian seni penulisan naskah yang telah ada sejak masa lampau itu.

Minimnya pemanfaatan aksara Nusantara berhubungan dengan media yang terbatas. Perluasan akses pun diupayakan, baik dengan membuat ”font” dan papan ketik aksara Nusantara.

Sebanyak 2,9 juta orang di Indonesia buta aksara pada 2020. Upaya pemberantasan buta aksara terus dilakukan.

Komunitas adat di pedalaman Bukit Duabelas, Jambi, Orang Rimba, kian sadar untuk semakin melek aksara. Mau belajar demi melepas stigma buta huruf.

Keberadaan Komunitas Pegon memberi warna tersendiri dalam kehidupan generasi muda di Banyuwangi. Di tengah kemajuan Banyuwangi, nilai-nilai yang tersimpan dalam naskah-naskah kuno tetap lestari.

Pemerintah Provinsi Bali akan kembali menggelar Bulan Bahasa Bali pada 2022. Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali secara rutin tiap tahun itu menjadi bentuk komitmen pemerintah di Bali oada pelestarian bahasa daerah.