logo Kompas.id
β€Ί
Kajian Dataβ€ΊMenggali Muatan Pendidikan...
Iklan

Menggali Muatan Pendidikan dalam Kurikulum Merdeka

Pemerintah meyakini Kurikulum Merdeka dapat mengurangi dampak ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi. Ada yang menarik dari nilai-nilai dalam Kurikulum Merdeka yang serupa dengan model pendidikan Barat.

Oleh
Putri Arumsari
Β· 1 menit baca
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim (tengah), dan pendiri Narasi Najwa Shihab menjelaskan kolaborasi yang membentuk Gerakan Akselerasi Generasi Digital yang diluncurkan (15/12/2021). Gerakan ini terdiri atas program yang digagas Kementerian BUMN melalui pendanaan Merah Putih Fund, Narasi melalui Indonesia Digital Tribe, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Microcredentials.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim (tengah), dan pendiri Narasi Najwa Shihab menjelaskan kolaborasi yang membentuk Gerakan Akselerasi Generasi Digital yang diluncurkan (15/12/2021). Gerakan ini terdiri atas program yang digagas Kementerian BUMN melalui pendanaan Merah Putih Fund, Narasi melalui Indonesia Digital Tribe, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Microcredentials.

Pada 11 Februari 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Merujuk pada paparan Mendikbudristek Nadiem Makarim, setidaknya ada tiga alasan mengapa pemerintah meluncurkan Kurikulum Merdeka.

Pertama adalah kemampuan siswa dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Potret kemampuan tersebut tergambar dari skor Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) dalam 15 tahun terakhir yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan