logo Kompas.id
β€Ί
Paparan Topikβ€ΊSupersemar, Transisi Kekuasaan...
Iklan

Supersemar, Transisi Kekuasaan Soekarno kepada Soeharto

Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar lahir dalam situasi politik Indonesia pasca G30S 1965 dan aksi mahasiswa yang menuntut Tritura. Supersemar kemudian berujung pada transisi kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto.

Oleh
danangpratama
Β· 1 menit baca
Berdasar Tap MPRS No XIII/1966, Presiden Soekarno menugaskan Letjen Soeharto selaku Pengemban Tap MPR No IX/1966 untuk pembentukan Kabinet Ampera. Letjen Soeharto menjadi Ketua Presidium kabinet tersebut. Bung Karno sedang mengumumkan susunan kabinet tersebut pada tanggal 25 Juli 1966. Letjen Soeharto dan Adam Malik duduk mendengarkan.
IPPHOS

Berdasar Tap MPRS No XIII/1966, Presiden Soekarno menugaskan Letjen Soeharto selaku Pengemban Tap MPR No IX/1966 untuk pembentukan Kabinet Ampera. Letjen Soeharto menjadi Ketua Presidium kabinet tersebut. Bung Karno sedang mengumumkan susunan kabinet tersebut pada tanggal 25 Juli 1966. Letjen Soeharto dan Adam Malik duduk mendengarkan.

Proses lahirnya Supersemar pada bulan Maret 1966 tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Pembunuhan enam jenderal dan satu perwira serta isu kudeta Presiden Soekarno menjadi awal dari perubahan politik Indonesia.

Hal ini kemudian membuat Presiden Soekarno mengangkat Mayor Jenderal Soeharto menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat pada 14 Oktober 1965 untuk mengamankan jalannya pemerintahan dari gerakan kontra revolusioner.

Editor:
robertus mahatma
Bagikan