logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊAwas Jebak Stagflasi
Iklan

Awas Jebak Stagflasi

Meskipun memiliki probabilitas resesi hanya 5 persen, cepatnya perubahan risiko global bisa saja tanpa disadari menggiring pada kondisi stagflasi. Butuh sinergi bauran kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansioner.

Oleh
ANDI SURYADI
Β· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nJWhTEB9hwZg-JwhGI0qAWRyBkM=/1024x576/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F16%2F8bc6d0ec-dc5b-4f9c-b806-ea936000f37a_jpg.jpg

Inflasi dan kenaikan suku bunga terus beriak melalui perekonomian. Perubahan yang dinanti pun kian rekat menyusuri setapak pertanda berakhirnya pesta easy-money. Kini, bank sentral berlomba menaikkan tingkat suku bunga demi memerangi inflasi sembari mengharap implikasi yang tak menyakiti setiap aspek ekonomi.

Federal Reserve yang telah menaikkan sebesar 450 basis poin mengomandoi otoritas moneter lainnya. Sebagai langkah front loaded, preemptive, dan forward looking (untuk menurunkan ekspektasi inflasi), sejak Juli 2022 Bank Indonesia mengirim 225 basis poin untuk turut serta bersikap hawkish (mengisyaratkan akan segera menaikkan suku bunga).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan