Pekerja Rumah Tangga
Pekerjaan Rumah Memanusiakan Pekerja Rumah Tangga
pada 2020 atau tahun pertama pandemi, kasus kekerasan melonjak hampir dua kali lipat sampai 897 kasus. Kekerasan hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, hingga ekonomi.

Sri Siti Marni (27), warga Bogor yang pernah menjadi korban kekerasan saat dipaksa menjadi pekerja rumah tangga (PRT) selama sembilan tahun di usia remaja. Perempuan yang biasa disapa Ani telah berhasil pulih dari trauma setelah mendapat pertolongan dari lembaga Jaringan Advokasi Nasional Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) pada 2017.
Pekerja rumah tangga masih menjadi sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti di lingkungan penduduk urban. Tuntutan kesibukan hingga besarnya tanggungan pekerjaan rumah, didukung kemampuan finansial, menjadi alasan sebagian keluarga mencari tenaga pekerja rumah tangga atau PRT.
Warga Jakarta Timur, seperti Sari Veronica (28) dan pasangan yang sibuk bekerja, misalnya, menggunakan jasa PRT yang didapat dari sebuah yayasan penyalur jasa. Pegawai BUMN itu mengandalkan PRT dewasa untuk mengemban sejumlah tugas di rumah yang diramaikan dua anak.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Merana di Rantau, Menderita di Tanah Air".
Baca Epaper Kompas