Gangguan Tidur
Memahami Mimpi Buruk
Mimpi sering disebut bunga tidur. Isi mimpi bermacam-macam. Adakalanya menakutkan dan membuat kita terjaga dari tidur. Apa penyebab mimpi buruk dan kapan perlu mendapat bantuan ahli?
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210409mye03_1617968928.jpg)
Pemantauan tidur di klinik gangguan tidur Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta, Rabu (7/4/2021). Foto diperagakan oleh model..
Lewat polisomnografi atau pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan tidur, diketahui tidur terbagi menjadi tahap 1 (mulai tidur), tahap 2 (tidur ringan), tahap 3 (tidur nyenyak), serta tahap 4 (tidur gerakan mata cepat/REM). Tidur REM terjadi secara berulang setiap 90 menit di malam hari. Tidur di tahap itu terkait aktivitas otak yang tinggi, gerakan mata spontan yang cepat, dan aktivitas motorik atau gerak sadar ditekan.
Dalam ulasan di American Family Physician Journal. 1 April 2000, JF Pagel dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, Amerika Serikat, memaparkan, mimpi adalah ingatan aktivitas mental yang terjadi saat tidur. Sejumlah penelitian menunjukkan, mimpi penting untuk pembelajaran dan pemrosesan ingatan, memberikan umpan balik kognitif tentang fungsi mental seseorang dan membantu adaptasi terkait stres emosional dan fisik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Memahami Mimpi Buruk".
Baca Epaper Kompas