logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊRokok Elektrik Bukan Alat...
Iklan

Rokok Elektrik Bukan Alat Bantu Berhenti Merokok

Dalam sepuluh tahun terakhir, prevalensi perokok elektrik meningkat sebanyak 10 kali lipat. Padahal, rokok elektrik dan rokok konvensional memiliki ancaman kesehatan yang sama.

Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Β· 1 menit baca
Rokok elektrik bertenaga baterai mengeluarkan uap dari hasil pemanasan tembakau cair atau cairan perasa.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Rokok elektrik bertenaga baterai mengeluarkan uap dari hasil pemanasan tembakau cair atau cairan perasa.

JAKARTA, KOMPAS β€” Penggunaan rokok elektrik sebagai alternatif atau alat bantu berhenti merokok dinilai sebagai pemahaman yang salah. Ada sejumlah persyaratan yang tidak bisa dipenuhi rokok elektrik untuk dianggap sebagai metode berhenti merokok.

Merujuk data Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, jumlah perokok elektrik di Indonesia meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu satu dekade, dari 0,3 persen (2011) menjadi 3 persen (2021). Salah satu alasan maraknya penggunaan rokok elektrik adalah sebagai pengganti ataupun alat bantu untuk berhenti merokok.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan