Keputusan pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2025 dinilai sebagai kemunduran atas komitmen pengendalian konsumsi rokok di masyarakat.

Rencana batalnya kenaikan tarif cukai rokok menunjukkan lemahnya komitmen pemerintah melindungi kesehatan masyarakat.

Peringatan kesehatan dalam bungkus rokok diperbesar menjadi 50 persen, termasuk pada bungkus rokok elektronik.

Berhenti merokok bukan hal yang mustahil dilakukan. Komitmen dan terapi yang efektif jadi kunci keberhasilan upaya ini.

Konsumsi rokok di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Jumlah perokok anak serta beban biaya kesehatan terus meningkat.

Perokok lebih berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2 sebesar 30-40 persen dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Kenaikan jumlah anak merokok sangat memprihatinkan. Pemerintah perlu membuat aturan lebih tegas untuk melindungi warga.

Sejumlah organisasi kesehatan di Indonesia menyerukan desakan aturan yang lebih tegas dan komprehensif untuk mengendalikan konsumsi rokok, khususnya konsumsi pada anak. Aturan yang ada selama ini dinilai sangat lemah.