Keberagaman Pangan
Keanekaragaman Hayati yang Menopang Gizi Masyarakat
Berhentinya kegiatan berladang menyebabkan menghilangnya beragam sumber pangan lokal. Hal ini pada akhirnya menurunkan keberagaman pangan yang dibutuhkan untuk kesehatan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F29%2F978f0736-a866-4069-be49-ac3d8db98229_jpg.jpg)
Aneka jenis sayuran dan jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Keberagaman sumber pangan menjadi pola diet tradisional masyarakat Dayak, tetapi belakangan semakin menurun.
Makan makanan yang beragam dan seimbang merupakan kunci bagi diet sehat. Di tiga desa di komunitas Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah, teridentifikasi ratusan sumber pangan lokal, tetapi banyak yang hilang sejak berladang dilarang pada 2015. Proyek lumbung pangan yang bersifat monokultur bakal mempercepat hilangnya keragaman sumber pangan ini.
Identifikasi keberagaman pangan lokal Dayak Ngaju ini dilakukan dengan mewawancarai petani dan tokoh adat di tiga desa yang menjadi bagian proyek food estate (lumbung pangan), yaitu Desa Kalumpang, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas; Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau; dan Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas. Wawancara dilakukan terpisah pada 15-25 Juli 2022.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Keanekaragaman Hayati yang Menopang Gizi Masyarakat".
Baca Epaper Kompas