logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTantangan Menangani Surplus...
Iklan

Tantangan Menangani Surplus Daging dan Telur Ayam

Surplus produksi daging ayam tahun ini diperkirakan 771.373 ton, sementara kelebihan produksi telur ayam diprediksi 32.261 ton. Para peternak ayam mencemaskan dampaknya terhadap harga jual daging dan telur.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t_muVJohf59gQFMSk8CEbBlHM6g=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F0077d817-31e3-4e45-9fe9-b5610ce0b8b1_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Farhan (19) berkeliling memeriksa pakan di salah satu kandang peternakan ayam petelur di Kampung Totogan, Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (11/5/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemerintah dan pelaku perunggasan nasional menghadapi tantangan menangani potensi surplus produksi daging dan telur ayam nasional tahun ini. Tanpa solusi jitu, surplus bakal kembali memukul usaha peternak ayam pedaging maupun petelur, terutama karena harga jual anjlok di bawah ongkos produksi.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Achmad Dawami menyatakan, suplai telur dan daging ayam berpotensi berlebih pada 2021. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, produksi daging ayam ras diperkirakan 3,97 juta ton, sementara kebutuhan nasional 3,19 juta ton. Artinya, kelebihan produksi daging ayam ras mencapai 771.373 ton tahun ini.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan