Puasa mendidik pemimpin suatu sikap ugahari, yang tahu batas dan mengenal kata cukup.

Kotkin berargumen bahwa feodalisme, meskipun dianggap telah usang, kini kembali muncul dalam bentuk baru.

Bukalah pintu Istana lebar-lebar, biarkan suara kejujuran masuk.

Pancasila bukan cuma ide-ide abstrak, melainkan bisa dibumikan dalam ruang-ruang mikro, mulai dari komunitas masyarakat, institusi pendidikan, hingga perusahaan.

Memang, perlu kepadaan eksplanatori atas peristiwa Sumpah Pemuda 1928 yang mengikrarkan kebulatan tekad satu bangsa.

Kebebasan tanpa keadilan dan kesetaraan membuat demokrasi seperti baju yang dipakai secara terbalik.

Mengapa karunia kekayaan dan keindahan negeri ini tak sebanding dengan martabat bangsanya.

Kalau hanya menyerukan perbuatan, buat apa bermimpi menjadi pemimpin?