OPINI KEMERDEKAAN
Kepemimpinan untuk Kemerdekaan
Kalau hanya menyerukan perbuatan, buat apa bermimpi menjadi pemimpin?
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F11%2Fdcac9995-f656-4722-b181-16b68a11d650_jpg.jpg)
Warga melintas di dekat mural yang bertema menyambut kemerdekaan di Kampung Poncol, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/8/2024).
Memasuki suasana peringatan kemerdekaan Indonesia, panorama ruang publik yang lazimnya didominasi warna merah putih seperti dikepung warna-warni panji partai. Pekik kemerdekaan ditelan gemuruh iklan para ”penjudi” yang bermimpi memimpin negeri di tengah pudarnya kepercayaan dan harapan rakyat.
Gambaran kontras antara ekshibisionisme pemimpin dan kelesuan rakyat tak selaras dengan semangat proklamasi. ”Semangat proklamasi,” kata Soekarno, ”adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dan dengan mengesampingkan segala kepentingan diri sendiri. Semangat proklamasi adalah semangat persatuan, persatuan yang bulat mutlak dengan tiada mengecualikan sesuatu golongan dan lapisan.”
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 24 dengan judul "Kepemimpinan untuk Kemerdekaan".
Baca Epaper Kompas