Libya tidak kunjung stabil. Kerusuhan ini berisiko pecah menjadi perang saudara lagi jika tidak segera ditangani.

Limbah cair yang tidak diolah dan sampah yang menumpuk di pasir mencemari pantai Mediterania Tripoli, Libya dan membahayakan kesehatan penduduk ibu kota Tripoli yang dilanda perang.

Perundingan rahasia itu dilaporkan melibatkan Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Italia, dan Turki.

Dalam perang Libya saat ini, nilai kota Sirte dengan penduduk sekitar 80.000 jiwa seperti lebih strategis dibandingkan dengan nilai ibu kota Tripoli yang berpenduduk sekitar 2,5 juta jiwa.

Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang menguasai Tripoli. Sementara Mesir mendukung pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di Benghazi, Libya timur, yang bertempur melawan pasukan GNA.

AS membaca, apa yang dilakukan Rusia di Libya saat ini persis seperti yang dilakukan Rusia di Suriah pada 2013-2015. Kembalinya AS ke gelanggang Libya tentu akan menguntungkan posisi Turki yang sedang membantu PM Sarraj.

Turki mendukung pemberontak Suriah dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya. Sementara Rusia mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemimpin Libya timur, Jenderal Khalifa Haftar.

Pemutusan pasokan air dan listrik di Tripoli, yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di bawah kendali Tentara Nasional Libya (LNA) pendukung Khalifa Haftar, berdampak terhadap 2 juta warga Tripoli.