logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊKembalinya AS di Kancah Libya ...
Iklan

Kembalinya AS di Kancah Libya dan Skenario Rusia di Afrika Utara

AS membaca, apa yang dilakukan Rusia di Libya saat ini persis seperti yang dilakukan Rusia di Suriah pada 2013-2015. Kembalinya AS ke gelanggang Libya tentu akan menguntungkan posisi Turki yang sedang membantu PM Sarraj.

Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Fsoxe_2FaiJ-5276S_yBmtQ3L2o=/1024x699/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2FFILES-UN-LIBYA-CONFLICT_89483663_1591027805-e1591027886882.jpg
AFP/MAHMUD TURKIA

Foto dokumentasi yang diambil pada 4 September 2016 di kota pantai Misrata ini memperlihatkan barisan pesawat Aero L-39 Albatros (atas) dan jet-jet tempur MIG-23 (bawah) milik Angkatan Udara Libya di landasan Air College. PBB, Rabu (27/5/2020), menyatakan keprihatinan serius atas langkah Rusia mengirimkan jet-jet tempur untuk mendukung pasukan bayaran Rusia yang membantu kubu Khalifa Haftar dalam konflik di Libya.

Isu konflik Libya dalam beberapa hari terakhir ini dengan cepat bergeser dari sekadar isu pertempuran Tripoli ke persaingan Amerika Serikat-Rusia. Pertempuran perebutan ibu kota Tripoli berlangsung sejak 4 April 2019. Namun,  isu Libya kini sudah terseret dalam pertarungan geopolitik global antara AS dan Rusia.

AS pun segera masuk lagi ke gelanggang Libya. Hal ini bermula dari informasi rekaman satelit komando AS di Afrika (Africom) yang melacak pergerakan 14 pesawat tempur Rusia MiG-29 dan Sukhoi-24 menuju pangkalan militer Al-Jufra di Libya tengah, sekitar 650 kilometer tenggara Tripoli, yang dikuasai pasukan loyalis Jenderal Khalifa Haftar pekan lalu.

Editor:
samsulhadi
Bagikan