Teror kiriman paket berisi kepala babi dan bangkai tikus ke kantor Redaksi ”Tempo” merupakan ancaman pada kebebasan pers.  Demokrasi terancam ketika pers terancam.

Pengiriman kepala babi ke kantor "Tempo" bukan sekadar aksi teror terhadap kebebasan pers. Tindakan ini harus diusut tuntas.

Kapolri meminta agar Kepala Bareskrim Polri melakukan penyelidikan teror ”kepala babi” terhadap Redaksi ”Tempo”. 

Mahasiswa alami kekerasan. Wartawan pun dipaksa hapus foto dan videonya. Jika menolak, aparat lakukan kekerasan.

Pemerintah membatalkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers Majalah Mingguan Tempo, Editor, dan tabloid Detik. Pada era Orde Baru, kebebasan pers dibatasi lewat pengawasan ketat pemerintah melalui Departemen Penerangan.

Kasus penganiayaan terhadap jurnalis ”Tempo”, Nurhadi, perlu dikawal agar dapat tuntas dan tidak berulang. Wartawan harus dilindungi dalam bekerja sebagai bagian untuk menjaga peran pers dalam demokrasi.

Unjuk rasa sebagai wujud solidaritas terhadap wartawan ”Tempo”, Nurhadi, yang mengalami kekerasan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya terus bergulir di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

Kalangan jurnalis, organisasi dan tokoh masyarakat, serta akademisi mengecam penganiayaan terhadap jurnalis ”Tempo”. Mereka mendesak polisi mengusut tuntas kasus ini.