Mendekati masa pendaftaran capres-cawapres, peta persaingan elektoral capres masih didominasi tiga nama, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies. Bagaimana peta persaingan dari ketiganya?

Janji politik serba populis dimunculkan oleh sejumlah bakal calon presiden untuk menarik perhatian publik. Seberapa realistik janji-janji tersebut?

Rumusan penguasaan dukungan pada pemilu kali ini tidak lagi cukup hanya bersandarkan kekuatan sosok capres.

Survei Litbang ”Kompas” merekam, elektabilitas bakal capres naik lebih tinggi apabila berkomitmen melanjutkan program pemerintahan sebelumnya ketimbang hanya mendapatkan ”endorsement” dari Presiden Jokowi.

Penilaian publik pada tiga bakal capres ketika dikaitkan dengan kemampuan menyelesaikan persoalan bangsa cenderung berkorelasi dengan pilihan elektoral terhadap ketiga sosok tersebut. Anies cukup menonjol di dua aspek.

Masih belum solidnya kadar loyalitas dukungan pada ketiga calon presiden rujukan publik: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, mengindikasikan perubahan penguasaan dukungan potensial terjadi.

Elektabilitas Prabowo Subianto kembali ke posisi puncak setelah sebelumnya tersalip Ganjar Pranowo. Dalam simulasi tiga kandidat dan skema “head to head”, sejauh mana peluang Prabowo, Ganjar, dan Anies saat ini?

Dalam pilihan politik, faktor ”Jokowi” tetap paling tinggi pada PDI-P. Sebaliknya, faktor itu kini menjadi terendah pada Nasdem. Apa konsekuensi politiknya?