PM Inggris Keir Starmer menjanjikan pemerintahan yang melayani rakyat setelah partainya menang telak pada pemilu.

Tak mau dicap jadi pekerja partai, PM baru Inggris, Sir Keir Starmer, menggulirkan mantra ”country first, party second”.

Setelah mendominasi panggung politik Inggris selama 14 tahun terakhir, Partai Konservatif ditumbangkan Partai Buruh.

Mosi tidak percaya parlemen kepada Perdana Menteri Inggris adalah simbol meredupnya dukungan politik. Tak jarang, meskipun memenangi voting, legitimasi politik pemerintahan mulai mengendur.

Pascapemilu, Inggris masih harus menuntaskan beragam kesepakatan untuk betul-betul lepas dari Uni Eropa. Ada beragam isu penting dan strategis yang menanti, antara lain isu kesepakatan perdagangan dan keamanan.

Kemenangan Partai Konservatif Inggris dalam pemilu parlemen memastikan pemisahan Inggris dari Uni Eropa atau brexit. Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menjanjikan perdagangan bebas AS-Inggris.

Hasil penghitungan suara Jumat (13/12/2019), Konservatif yang dipimpin Boris Johnson memenangi mayoritas kursi di DPR Inggris. Pemilu membuat Boris Johnson semakin leluasa untuk mengeluarkan negaranya dari Uni Eropa.

Kemenangan besar Partai Konservatif mempertegas hasil Referendum Brexit 2016. Ada lebih banyak rakyat Inggris ingin negara mereka meninggalkan Uni Eropa.