Inggris
Perjalanan Inggris Masih Panjang
Pascapemilu, Inggris masih harus menuntaskan beragam kesepakatan untuk betul-betul lepas dari Uni Eropa. Ada beragam isu penting dan strategis yang menanti, antara lain isu kesepakatan perdagangan dan keamanan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyampaikan pidato di luar kantornya yang berada di Downing Street 10, London, Jumat (13/12/2019), pasca-kemenangan Partai Konservatif dalam pemilu parlemen.
Hasil pemilu Inggris yang memenangkan Partai Konservatif yang dipimpin Perdana Menteri Boris Johnson menunjukkan lebih banyak warga Inggris yang tidak menyukai ketidakpastian. Banyak yang merasa lebih baik memilih keluar dari Uni Eropa atau Brexit ketimbang bertahun-tahun ada dalam ketidakjelasan. Dengan mengantongi 365 dari 650 kursi di DPR Inggris, Johnson yakin akan bisa memenuhi tenggat waktu Brexit pada 31 Januari 2020. Selain itu, kemenangan kubu Konservatif dengan meraih mayoritas kursi di parlemen akan membuat Pemerintah Inggris lebih stabil.
Johnson tentu tidak mau berlama-lama terpasung dengan isu Brexit yang hanya akan memperparah perpecahan di antara masyarakat Inggris, pro-Brexit dan anti-Brexit. Ia berjanji akan mendengarkan aspirasi dari mereka yang menentang Brexit dan berjanji akan memprioritaskan peningkatan layanan publik seperti investasi, layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 3 dengan judul "Langkah Inggris Masih Panjang".
Baca Epaper Kompas