Aktivitas perdagangan barang dan jasa skala regional dan nasional hampir semuanya belum kembali pulih karena masa libur panjang.

Mampu mengantarkan barang hingga ke pulau-pulau terkecil, pelayaran rakyat belum dilibatkan dalam tol laut.

Pemerintah sepertinya perlu membuat program yang memungkinkan perbaikan fasilitas-fasilitas keselamatan. Lebih dari itu, kita mengembalikan ke para pengelola dan warga untuk disiplin dan patuh dengan aturan keselamatan.

Keselamatan dan keamanan penyeberangan tradisional dapat diwujudkan meski dengan intervensi berupa penyediaan kelengkapan, terutama jaket keselamatan, pelampung, dan alat pemadam api ringan (APAR).

Kecelakaan fatal di laut seperti dialami KLM Putri Kuning di Selat Madura atau rakit penyeberangan di Buton memperlihatkan pengabaian sehingga keselamatan penumpang atau kru tidak terjamin.

Rakit yang menjadi andalan penyeberangan warga itu idealnya hanya ditumpangi 15-20 orang. Namun, dalam kejadian ini, jumlah penumpang mencapai 48 orang. Sebanyak 15 orang meninggal dan 33 lainnya selamat.

Pinisi KLM Rahim Jaya dengan tonase terbesar yang beroperasi di Sunda Kelapa secara perlahan bergerak dan berhasil berlayar pada Senin (17/7/2023) malam setelah tiga bulan terjebak.

Aktivitas kapal pelayaran rakyat di Sunda Kelapa nyaris lumpuh karena dari 73 kapal yang beroperasi di sana, hanya 30 kapal yang masih bisa melakukan aktivitas bongkar muat barang.