Produk makanan dan minuman sekunder akan tertekan karena belanja masyarakat diprioritaskan untuk kebutuhan pokok.

Pertumbuhan akan ditopang makanan dan minuman primer, seperti mi instan, susu, dan bumbu.

Seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akan makanan olahan, nilai pasar industri ini kian membesar.

Lonjakan harga gula mentah dunia menyebabkan harga gula rafinasi di dalam negeri naik dari sebelumnya di bawah Rp 10.000 per kg menjadi Rp 11.000-Rp 12.000 per kg. Harga itu mendekati harga acuan penjualan gula konsumsi.

Pelaku industri akan mengajukan keberatan karena Regulasi Deforestasi Uni Eropa dinilai sulit diterapkan negara berkembang. Harapannya, keberatan tersebut sampai ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Teknologi hanya setengah porsi dalam perjalanan revolusi industri 4.0. Untuk menggenapinya, perusahaan mesti memastikan SDM yang bekerja memperoleh peningkatan keterampilan atau pelatihan ulang.

Tren penurunan harga pangan global diharapkan bersifat fundamental, salah satunya karena rantai pasok dan sistem pengangkutan pangan di pasar dunia berangsur pulih.

Pelaku manufaktur mengandalkan pameran Hannover Messe 2023 yang akan dihelat di Jerman, 17-21 April, guna meyakinkan pembeli di Eropa bahwa industri makanan-minuman nasional sudah menerapkan prinsip-prinsip kelestarian.