BRI akan memanfaatkan jaringan dan kapitas Holding Ultra Mikro untuk menopang strategi pertumbuhan ke depan. Dengan strategi itu, BRI berharap bisa menjangkau lebih banyak nasabah dari segmen usaha ultramikro.

Usaha ultramikro tidak hanya menghadapi masalah sulitnya mendapat akses pembiayaan, tetapi juga literasi keuangan yang masih rendah. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan literasi keuangan terus dilakukan.

Jumlah agen layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) terus bertambah. Mereka tetap relevan dan dibutuhkan untuk menjangkau segmen mikro dan ultramikro.

Pembiayaan dan berbagai bantuan pendanaan ke segmen ultramikro terbukti berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia saat pandemi Covid-19.

Pembentukan Holding Ultra Mikro bertujuan menjangkau lebih banyak unit usaha ultramikro yang selama ini belum tersentuh layanan jasa keuangan.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyetujui aksi korporasi berupa ”right issue” atau penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Memperkuat lembaga keuangan masyarakat, terutama koperasi, adalah sangat penting. Kelembagaan keuangan berbasis masyarakat membuat akses kredit bagi masyarakat tepat sasaran, tapi juga penting bagi pertahanan ekonomi.

”Holding” BUMN tak sekadar menyasar pelaku usaha ultramikro. Pembentukan perusahaan induk yang akan dimotori BRI ini juga akan berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat pada rentenir.