Pada 400 tahun lalu, Sir Henry Wotton, diplomat Inggris, sudah bilang, ”An ambassador/diplomat is a gentleman sent to lie abroad for the good of his country.” Kalau Gilchalan diplomat, kenapa dibiarkan masuk penjara?

Ditemui di lapas, akhir November, Gilchalan sempat menaruh curiga terhadap ”Kompas”. Ia menyangka ”Kompas” orang yang ditugaskan oleh pihak Iran. Meski kemudian ia mengakui aktivitas intelijennya selama di Indonesia.

Kedutaan Besar Iran di Jakarta akhirnya bersuara soal pengakuan Ghassem Saberi Gilchalan terkait aktivitas intelijen di Indonesia. Kedubes Iran membantah adanya aktivitas intelijen. Berbeda dari keterangan Gilchalan.

“Izinkan kami melalui surat ini berikan tanggapan dan menyampaikan informasi untuk menerangkan opini para pembaca terhormat harian Kompas,” kata Kepala Bagian Diplomasi Umum Kedubes Iran Bita Zolali.

”Sayed mengatakan, saya harus pergi ke Bali untuk mendirikan perusahaan, kemudian kembali ke Iran,” ungkap Ghassem Saberi Gilchalan.

”Saya bekerja untuk Pemerintah Iran karena mencintai negara,” kata Ghassem Saberi Gilchalan saat ditemui akhir November lalu. Namun, ia mengklaim "pekerjaannya" tidak membahayakan Indonesia.

Gilchalan admitted that embassy representatives had met him several times during the trial, but they had not visited him since because of Covid-19.

Kedutaan Besar Iran di Jakarta tiga kali meminta agar Ghassem Saberi Gilchalan dideportasi ke Tanah Airnya. Tiga kali pula permintaan itu ditolak. Permintaan deportasi itu dinilai janggal oleh pakar hukum internasional.