Dari 98 taksa baru yang ditemukan oleh peneliti BRIN sepanjang 2024, sebanyak 62 persen merupakan spesimen asal Indonesia.

Dalam Konferensi Keanekaragaman Hayati di Kolombia, setiap negara didorong untuk segera menetapkan rencana aksi untuk menghentingkan kehilangan habitat. 

Eksploitasi pasir laut berisiko mendatangkan bencana biodiversitas seiring meningkatnya kerusakan habitat dan ekosistem.

Peneliti dari BRIN menemukan kepiting tiga warna jenis baru bernama ”Lepidothelphusa menneri”.

Peneliti BRIN berhasil mengidentifikasi tiga ngengat jenis baru. Salah satunya ”Cryptophasa warouwi”, jenis hama.

Pengurutan genom kucing telah menyingkap bagaimana binatang ini berevolusi menjadi spesies berbeda.

Pelestarian keanekaragaman hayati penting tidak hanya untuk spesies yang dilestarikan, tetapi untuk manusia di masa depan. Pengarusutamaan kebijakan pelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan menjadi kuncinya.

Secara konsensus, PBB mengesahkan Perjanjian Biodiversity Beyond National Jurisdiction di Markas Besar PBB. Setidaknya, terdapat tujuh hal yang akan memberi manfaat untuk Indonesia jika perjanjian tersebut berlaku.