Sebuah sekolah di Sulawesi Tenggara mengajarkan aksara Korea sebagai kurikulum muatan lokal. Ini ironi kemiskinan gagasan di tengah kekayaan aksara di Nusantara.

Indonesia pada masa lampau kaya akan aksara Nusantara. Tapi, kini keberadaan aksara Nusantara terancam punah jika tidak dilestarikan.

Untuk memperkuat eksistensi aksara Jawa di era digital, sejumlah pihak berupaya mendaftarkan aksara tersebut menjadi nama domain internet. Namun, jalan panjang mesti ditempuh, dan melibatkan semua pihak.

Upaya pelestarian aksara Jawa di DIY dilakukan dengan beragam cara. Ada komunitas yang gencar mengenalkan pemakaian aksara Jawa di platform digital, ada pula kelompok warga yang memasang papan aksara Jawa di rumah.

Pelestarian aksara Jawa tidak cukup dengan mengajarkan aksara itu di sekolah dan memakainya untuk nama jalan. Agar aksara Jawa bisa lestari, dibutuhkan digitalisasi atau menghadirkan aksara Jawa ke platform digital.

Keberadaan aksara Jawa mesti terus dilestarikan agar tidak berada di ambang kepunahan. Upaya menghidupkan aksara tersebut dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan melalui digitalisasi.

Di Sukoharjo, Jawa Tengah, para pemuda menyambut Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia dengan menghias tembok di sekitar tempat tinggal dengan tokoh wayang dan aksara Jawa.

Aspek yang dinilai dalam lomba itu antara lain ketepatan serta keindahan dalam menulis aksara Jawa. Lomba tersebut digelar untuk melestarikan aksara Jawa.