Sebuah panti di Semarang, Jateng, menampung puluhan bayi yang mayoritas hasil hubungan di luar nikah. Panti yang ternyata tak berizin itu akan difasilitasi dalam mengurus legalitasnya. Adapun para bayi akan diasesmen.

Masyarakat diimbau agar segera melaporkan ke polisi dan lembaga perlindungan anak jika mengetahui ada adopsi ilegal. Hal itu merupakan upaya untuk melindungi anak-anak dari praktik perdagangan manusia.

Sejumlah warga yang berminat adopsi tak mengetahui atau memperoleh informasi yang salah mengenai prosedur adopsi. Ketidaktahuan membuat mereka menempuh jalur tak resmi hingga menanggung kerugian saat rencana tak berjalan

Pemerintah pusat meminta pemerintah daerah menyelamatkan bayi-bayi korban adopsi. Mereka harus mendapat pengasuhan tepat.

Banyak ibu yang menyerahkan anak kandungnya ke orang lain akhirnya menyesal. Ikatan batin seorang ibu dengan anaknya tetaplah sangat kuat.

Mereka yang menempuh jalan pintas adopsi anak menuai masalah di kemudian hari. Masalah itu tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Proses adopsi yang lebih mirip perdagangan bayi ini menyimpan banyak masalah.

Minat mengadopsi anak yang tinggi tak sejalan dengan pengetahuan orang terhadap proses adopsi yang resmi. Karena tak paham, sebagian calon orangtua angkat tidak dapat melanjutkan proses adopsi.

Dengan berbagai pertimbangan, para orangtua menyerahkan anaknya untuk diasuh orang lain. Prosesnya melalui jalur tidak resmi antarkeluarga. Penyerahan anak seperti ini berpotensi mengabaikan hak anak.